Setiap sebuah siklus atau proses tidak terlepas dari yang
namanya sebuah fase (tahapan/tingkatan/level). Fase menurut sudut pandang
setiap pelaku sudah tentu akan berbeda beda, baik dari jumlah fase dan historis
yang melatar belakangi sebuah fase tersebut. Dalam hidup setiap manuasia pasti
mempunyai cita-cita dan tujuan, walaupun terkadang cita cita dan tujuan
tersebut berubah ditengah jalan karena dengan alasan sesuatu hal. Proses
pencapaian tersebut tak terlepas dari beberapa fase yang tanpa sadar telah kita
lewati melalui pasang surutnya kehidupan baik dalam kondisi suka atau tidak
suka.
Suatu waktu kita baru mulai tersadar setelah kita berhasil
menyelesaikan atau melewati sebuah perjalanan dengan permasalahan atau tantangan
yang begitu berat. Sejenak kita merenung dan terhujam dihati kita dengan
tarikan nafas yang begitu dalam “Alhamdulillah saya telah berhasil melewatinya”.
Berhasil dengan hasil positif yang kita raih. Kadang kita juga sudah disadarkan
pada saat pertama kali kita dihadapkan pada sebuah perjalanan dengan tantangan
atau permasalahan yang baru saja datang “Ini ujian yang harus saya hadapi dan
harus saya lewati”.
Saya akan mencoba mereview kembali berapa fase yang telah
saya lewati dan fase fase apa saja yang telah menghiasi perjalanan hampir 37
tahun saya hidup didunia ini, saya persempit dengan sebuah fase yang begitu
penting, sekitar sepertiga kehidupan saya yaitu 12 tahun berdirinya keluarga
kecil yang begitu berarti.
Fase Pertama. Tepat hari
Minggu, 15 April 2001, disebuah surau kecil, ditengah-tengah perkebunan karet,
dikelilingi keluarga, didampingi calon istri tercinta dan disaksikan oleh para
malaikat, saya berucap janji, berijab qobul untuk senantiasa saling setia,
saling menyayangi dan menerima pasangan hidup dengan segala kelebihan dan
kekurangan. Bercita-cita menjadi keluarga yang Sakinah, Mawadah, Warohmah.
Kehidupan baru dimulai dengan didampingi istri tercinta. Tidak ada lagi
kehidupan sendiri dan tingkah laku sesuka hati. Tidak ada lagi mementingkan
sendiri. Fase dimana harus mampu menghilangkan itu semua, mengemban sebuah
tanggung jawab dengan menafkahi lahir dan bathin. Kami telah berhasil melewati
fase tersebut. Puji Syukur terucap yang dulunya pacar sekarang menjadi istri
yang sah.
Fase Kedua. Pada hari Sabtu, tanggal 11 Mei 2002, saya telah
menjadi Bapak. Alhamdulillah saya dikaruniai bayi perempuan cantik dan
sempurna, melalui proses operasi caesar. ‘Hasna Amada Ramania’ nama yang
artinya cantik, tersayang dan menyenangkan. 6 Tahun kemudian keluarga kecil
kami dilengkapi dengan lahirnya putri kedua pada tanggal 1 Mei 2008 dengan
proses operasi yang sama. ‘Halwa Amora
Ramania’ nama yang artinya manis, tercinta dan menyenangkan. Sebuah fase dimana tanggung jawab semakin besar dan
tantangan semakin bertambah dari fase sebelumnya. Ekonomi, keluarga, berbagi
tugas, pendidikan anak dan saling pengertian menghiasi perjalanan fase
tersebut. Alhamdulillah karunia Allah, dengan didampingi istri yang begitu
baik, ditambah kedua putri yang cantik kami berhasil melewati fase ini. Kami
tetap bersama.
Fase Ketiga. Disuatu pagi di hari kamis, pada tanggal 7 Juli
2010. Telpon genggamku berdering. Wow..kepala divisi telp, ada apa gerangan ?
setelah ‘say hello’, singkat saja beliau berkata “Bapak Direksi mau bicara
dengan anda”.woww…yang kedua ternyata saya diberikan tugas dan ditempatkan diluar
daerah di kantor cabang, di kota kecil, di pulau Sulawesi yang pada saat itu
saya sendiri tidak tahu dimana dan sebelah mana…’Kota Parepare’. Sebenarnya tidak
asing bagi saya mendengar kota tersebut, Tanggung jawab dan amanah yang
diberikan perusahaan yang memantapkan saya harus berangkat ke kota tersebut. Bagaimana
dengan keluarga, istri dan anak-anak ? pertanyaan pertama yang mendominasi awal
fase ini. Apakah mereka bisa kuat ?, apakah saya mampu mengemban amanah dan
tugas perusahaan ?. dan lain-lain …dan lain-lain. Alhamdulillah sampai saat ini
walaupun fase belum selesai tapi kami tetap berkumpul bersama, istri dan putri-putriku.
Makasih ma..makasih teteh mada…makasih de mora. yang masih setia memberikan energi
yang tak terkira buatku.
Fase-fase atau tahapan tahapan dalam menjalani kehidupan
berkeluarga selalu menghasilkan sebuah pembelajaran dan pendewasaan bahwa kita
akan naik ke level berikutnya, tentunya ke level yang lebih tinggi . Untuk menjadi
manusia yang senantiasa tetap bersyukur dan menjadi panutan anak-anak kita.
Semoga kita tetap berkum bersama dengan orang orang yang kita cintai dan
mencintai kita. Amin (fmp).
No comments:
Post a Comment