Thursday, January 17, 2013

Fase Kehidupan



Setiap sebuah siklus atau proses tidak terlepas dari yang namanya sebuah fase (tahapan/tingkatan/level). Fase menurut sudut pandang setiap pelaku sudah tentu akan berbeda beda, baik dari jumlah fase dan historis yang melatar belakangi sebuah fase tersebut. Dalam hidup setiap manuasia pasti mempunyai cita-cita dan tujuan, walaupun terkadang cita cita dan tujuan tersebut berubah ditengah jalan karena dengan alasan sesuatu hal. Proses pencapaian tersebut tak terlepas dari beberapa fase yang tanpa sadar telah kita lewati melalui pasang surutnya kehidupan baik dalam kondisi suka atau tidak suka.

Suatu waktu kita baru mulai tersadar setelah kita berhasil menyelesaikan atau melewati sebuah perjalanan dengan permasalahan atau tantangan yang begitu berat. Sejenak kita merenung dan terhujam dihati kita dengan tarikan nafas yang begitu dalam “Alhamdulillah saya telah berhasil melewatinya”. Berhasil dengan hasil positif yang kita raih. Kadang kita juga sudah disadarkan pada saat pertama kali kita dihadapkan pada sebuah perjalanan dengan tantangan atau permasalahan yang baru saja datang “Ini ujian yang harus saya hadapi dan harus saya lewati”.

Saya akan mencoba mereview kembali berapa fase yang telah saya lewati dan fase fase apa saja yang telah menghiasi perjalanan hampir 37 tahun saya hidup didunia ini, saya persempit dengan sebuah fase yang begitu penting, sekitar sepertiga kehidupan saya yaitu 12 tahun berdirinya keluarga kecil yang begitu berarti.
Fase Pertama.  Tepat hari Minggu, 15 April 2001, disebuah surau kecil, ditengah-tengah perkebunan karet, dikelilingi keluarga, didampingi calon istri tercinta dan disaksikan oleh para malaikat, saya berucap janji, berijab qobul untuk senantiasa saling setia, saling menyayangi dan menerima pasangan hidup dengan segala kelebihan dan kekurangan. Bercita-cita menjadi keluarga yang Sakinah, Mawadah, Warohmah. Kehidupan baru dimulai dengan didampingi istri tercinta. Tidak ada lagi kehidupan sendiri dan tingkah laku sesuka hati. Tidak ada lagi mementingkan sendiri. Fase dimana harus mampu menghilangkan itu semua, mengemban sebuah tanggung jawab dengan menafkahi lahir dan bathin. Kami telah berhasil melewati fase tersebut. Puji Syukur terucap yang dulunya pacar sekarang menjadi istri yang sah.

Fase Kedua. Pada hari Sabtu, tanggal 11 Mei 2002, saya telah menjadi Bapak. Alhamdulillah saya dikaruniai bayi perempuan cantik dan sempurna, melalui proses operasi caesar. ‘Hasna Amada Ramania’ nama yang artinya cantik, tersayang dan menyenangkan. 6 Tahun kemudian keluarga kecil kami dilengkapi dengan lahirnya putri kedua pada tanggal 1 Mei 2008 dengan proses operasi  yang sama. ‘Halwa Amora Ramania’ nama yang artinya manis, tercinta dan menyenangkan. Sebuah fase  dimana tanggung jawab semakin besar dan tantangan semakin bertambah dari fase sebelumnya. Ekonomi, keluarga, berbagi tugas, pendidikan anak dan saling pengertian menghiasi perjalanan fase tersebut. Alhamdulillah karunia Allah, dengan didampingi istri yang begitu baik, ditambah kedua putri yang cantik kami berhasil melewati fase ini. Kami tetap bersama.

Fase Ketiga. Disuatu pagi di hari kamis, pada tanggal 7 Juli 2010. Telpon genggamku berdering. Wow..kepala divisi telp, ada apa gerangan ? setelah ‘say hello’, singkat saja beliau berkata “Bapak Direksi mau bicara dengan anda”.woww…yang kedua ternyata saya diberikan tugas dan ditempatkan diluar daerah di kantor cabang, di kota kecil, di pulau Sulawesi yang pada saat itu saya sendiri tidak tahu dimana dan sebelah mana…’Kota Parepare’. Sebenarnya tidak asing bagi saya mendengar kota tersebut, Tanggung jawab dan amanah yang diberikan perusahaan yang memantapkan saya harus berangkat ke kota tersebut. Bagaimana dengan keluarga, istri dan anak-anak ? pertanyaan pertama yang mendominasi awal fase ini. Apakah mereka bisa kuat ?, apakah saya mampu mengemban amanah dan tugas perusahaan ?. dan lain-lain …dan lain-lain. Alhamdulillah sampai saat ini walaupun fase belum selesai tapi kami tetap berkumpul bersama, istri dan putri-putriku. Makasih ma..makasih teteh mada…makasih de mora. yang masih setia memberikan energi yang tak terkira buatku. 

Fase-fase atau tahapan tahapan dalam menjalani kehidupan berkeluarga selalu menghasilkan sebuah pembelajaran dan pendewasaan bahwa kita akan naik ke level berikutnya, tentunya ke level yang lebih tinggi . Untuk menjadi manusia yang senantiasa tetap bersyukur dan menjadi panutan anak-anak kita. Semoga kita tetap berkum bersama dengan orang orang yang kita cintai dan mencintai kita. Amin (fmp).

No comments:

Post a Comment